“Mbak Kia balikan sama abang?” Pertanyaan tiba-tiba dari Raras membuat Nakia urung menyuapkan potongan tiramisu ke dalam mulut. Sendok itu kembali diletakkannya ke piring, lalu kedua tangan dilipat di atas meja. Dia menatap Raras dengan bibir ditipiskan. “Abang yang ngasih tahu?” tanyanya balik. “Iya. Tapi kalaupun dia nggak ngasih tahu, kami serumah pasti bakal sadar sendiri. Orang dia petantang-petenteng banget sekarang.” Spontan Nakia terkekeh mendengar itu. “Emang segitu cintanya, ya, dia sama Mbak?” “Iya, segitu cintanya. Pas kalian pisah, abang udah kayak mayat hidup. Sekarang pas balikan, dia kayak satu-satunya manusia paling hidup.” “Menurut kamu, hal kayak gitu berlebihan nggak, Ras? Terlalu mencintai seseorang itu ‘kan nggak baik.” “Raras jawab berdasarkan sudut pandang Ra