Gerakan tangan Nakia yang hendak mendorong pintu ruang kerja Jonathan seketika terhenti saat samar-samar mendengar percakapan dari dalam. “Abang udah nggak punya tujuan hidup lagi, Jo. Nakia pergi bawa semuanya. Yang tersisa di sini cuma raga tanpa jiwa. Abang bahkan udah nggak tau apa alasan Abang hidup sampai sekarang.” “Jangan ngomong gitu, Bang. Kalau Tante Asha dengar, pasti beliau sedih. Rumah tangga kalian boleh berakhir, tapi hidup Abang harus tetap lanjut. Bukannya level tertinggi mencintai itu melepaskan? Sekarang ubah keinginan Abang. Ini bukan lagi soal bersama supaya bisa bahagia, tapi melihatnya bahagia—sekalipun nggak bisa bersama—itu udah cukup. Bukannya yang paling Abang inginkan adalah kebahagiaan Nakia?” “Tapi menyadari fakta bahwa Abang nggak bisa di sisi dia lagi, b