“Apa?” Suara Diana memang tak keras, namun di restoran VIP yang hening seperti itu, cecaran Diana tetap saja sampai ke beberapa pasang telinga di sekitar mejanya. Mereka menoleh, membuat Yoona nampak geram sementara pria yang datang bersamanya malah menyunggingkan senyum yang entah berarti apa. Yuna menatap Andra, berharap dibela. Sementara seorang pelayan dan managernya datang mendekat. Tadinya mereka hendak menyiapkan tambahan peralatan makan untuk dua orang lagi. “Mereka ga makan di sini!” tegas Diana. Sang pelayan kikuk, sang manager linglung. “Andra!” tegur Yoona, rasanya ia tengah ditelanjangi bulat-bulat dan tak ada yang melindunginya. “Come on, Yoona. Kita di meja yang lain saja,” ujar Felix, mencengkeram lembut kedua lengan Yoona dari balik punggung. “Andra!” “Mereka

