‘Ternyata, ngebangun seribu candi dalam satu malam masih lebih realistis dibanding ngadepin bini yang keburu insecure gara-gara mantan yang tak diundang!’ Andra menghempaskan napasnya, putus asa. Ia pikir, semalam ia sudah berhasil membuat Diana menyepakati perdamaian. Nyatanya, sejak bangun subuh tadi air muka sang istri masih saja kehilangan binar cerianya. Entah fakta bagian mana yang membuat Diana menjadi murung. Apakah keempat teman yang kemarin datang? Apakah predikat Yoona yang menjabat pacar terlama Andra pada masanya? Atau apakah wacana mengerjakan proyek bersama berlima? ‘Kan baru wacana. Jadi apa ngga aja belum tau. Inisiasi proyek aja belum sampe.’ “Istriku?” Diana tak menjawab dengan kata, hanya menoleh pada sang suami yang duduk di ruang tengah dengan pengendali jarak

