“Nin, semua meeting habis makan siang ini udah di cancel kan?” cecar Andra begitu pesawat telpon di ruangannya berbunyi. Harusnya Nina yang bicara lebih dulu. Namun karena Andra tak ingin menerima tamu dadakan yang memungkinkan ia datang terlambat ke tempat janji temunya dengan Diana, lebih baik ia memastikan kinerja sekretarisnya itu sekali lagi.
“Sudah, Pak.”
“Kalau masih ada yang mau ketemu saya, suruh ke Seto aja.”
“Termasuk Kak Clara, Pak?”
“Maksud kamu?”
“Kak Clara mau pamit katanya.”
“Sekarang?”
“Sebentar aja kata Kak Clara, Pak. Habis pamit sama Bapak mau langsung ke bandara.”
“Ya udah suruh masuk. Kamu juga masuk! Kalau kamu di luar mending si Clara ga usah pake acara pamit! Bikin fitnah aja!”
“Iya, Pak.”
Andra menutup panggilan, lalu kembali fokus ke dokumen-d
