BAB 105: TERPUKUL

2124 Kata

Diana baru saja menyajikan empat cangkir teh hangat di atas meja tamunya. Sekeranjang aneka buah juga tak lupa ia suguhkan. Setelahnya, Diana duduk di samping Andra dengan Andra yang menautkan jemari mereka. “Silahkan diminum Pak Farraz, Pak Ishan,” ujar Andra. Keduanya menganggukkan kepala sebelum menyesap minuman itu. “Sebelumnya, saya mohon maaf jika kedatangan saya terkesan lancang dan mengganggu Bapak dan Ibu. Sudah bertahun-tahun saya mencari keberadaan Ibu Diana. Dan sungguh saya sangat bersyukur akhirnya menemukan jejak Ibu sebelum terlambat,” ujar Farraz setelah meletakkan cangkirnya kembali. “Terlambat?” gumam Diana. “Begini, Bu... saya hanya akan menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan urusan legal. Sebelumnya, jika Ibu memiliki pertanyaan tentang apa yang melatarbe

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN