Bab.61 Terpuruk Luka

1908 Kata

Apa yang mereka takutkan akhirnya benar-benar terjadi. Seminggu sejak kunjungannya ke makam Raka, kondisi Nadia justru semakin mengkhawatirkan. Dia menjadi sangat pendiam, sering melamun sambil menatap foto Raka dan cincin yang melingkar di jari manisnya, lalu tiba-tiba menangis terisak. Yang paling parah terkadang Nadia menjerit histeris dan mulai mengamuk. Kalau sudah begini, biasanya perawat terpaksa akan memakaikan restrain untuk menghindari dia berbuat bodoh menyakiti dirinya sendiri seperti dulu. Karena itu juga mereka terpaksa memindahkan Nadia ke ruang rawat khusus yang disiapkan Sifa, supaya tidak mengganggu pasien lain di rumah sakit. Kematian Raka yang tragis di tangan kakaknya benar-benar memukul telak mental Nadia. Kali ini dia begitu sulit untuk melalui sakitnya kehilangan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN