Bab 29 Sarapan Sebelum Perang

1161 Kata

Pagi di rumah Rafka dan Anggita terasa terlalu tenang untuk ukuran dua orang yang semalam “menunda meeting.” Cahaya matahari baru saja menerobos tirai tipis, menyoroti meja makan yang sudah rapi seperti tidak pernah ada piring berantakan atau gelas tumpah di sana. Tentu saja, penyebabnya hanya satu: Rafka. Ia berdiri di dapur dengan apron abu-abu, tangan sibuk memotong sayur hijau yang tampak seperti rumput di taman belakang. Jus sehat kesukaannya sudah menunggu di blender, sementara di sisi lain, mesin kopi mengepul lembut dengan aroma harum yang khas. Anggita berjalan masuk masih dengan piyama satin warna lembut, rambutnya diikat asal tapi tetap terlihat memesona. Ia berhenti di ambang pintu dapur, menatap suaminya dari belakang dengan senyum geli. “Boleh nggak aku nanya sesuatu?” k

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN