Bab 28 Mari Bercinta

1003 Kata

"Mari bercinta? Di situasi begini?” Rafka menatap istrinya dengan dahi berkerut, ekspresinya antara bingung dan tidak percaya. Di ujung bibir Anggita, senyum nakal itu muncul lagi seperti kebiasaan lama yang tak pernah hilang. “Kenapa nggak?” jawabnya santai. Pipinya merona, tapi nada suaranya tenang, seolah hal itu benar-benar ide yang wajar di tengah meja makan malam mereka yang dingin. Rafka diam. Tangannya yang tadi melingkari pinggang Anggita kini terhenti. Ia tahu betul, di balik nada ringan itu ada sesuatu yang lain, Sebuah kerinduan, mungkin juga rasa sayang yang terlalu lama tertahan oleh kesibukan. Rafka tahu, beberapa hari ini, mereka sedikit sibuk masing-masing, tapi tetap saja, mereka sedang membahas hal penting tapi istrinya malah memikirkan hal lain yang tak terduga.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN