Obat Pe…

1146 Kata

Malam itu, Paris tampak seperti kota yang lupa tertidur. Lampu-lampu jalanan menyala temaram, memantulkan cahaya keemasan di atas jalanan basah sisa hujan sore. Angin berembus lembut, membawa aroma tanah dan wangi bunga musim semi yang mulai bermekaran di taman sekitar hotel. Sherina berdiri di depan jendela kamar yang besar, menatap pendar cahaya kota yang terpancar dari kejauhan. Sudah lewat tengah malam, tapi matanya belum bisa terpejam. Ranjang di belakangnya terasa terlalu luas, terlalu dingin tanpa kehadiran seseorang yang bahkan dia tahu, jika orang itu tidak akan pernah benar-benar menginginkannya. "Kenapa ruangan ini begitu membuatku sesak? Apakah udara di ruangan ini tidak cukup aku hirup?" Dia menarik napas panjang, lalu mengenakan mantel tipis dan syal krem, melangkah kel

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN