Cahaya matahari siang itu menembus lembut kaca tinggi aula hotel bintang lima tempat upacara akad nikah keluarga Yunglow diselenggarakan. Segalanya tampak sempurna — dari bunga putih yang tersusun indah, aroma bunga yang memenuhi udara, hingga iringan musik lembut yang menenangkan membuat semuanya kian sempurna. Namun di balik segala kemewahan itu, dua hati sedang berperang dalam diam. Berkecamuk riuh. Sherina duduk di ruang tunggu pengantin, mengenakan gaun putih dengan renda tipis yang membalut tubuhnya dengn anggun. Make up lembut di wajahnya memantulkan cahaya alami — seolah bidadari kecil baru turun dari langit menjelma akan dirinya. Tapi di balik itu, tangannya menggenggam erat ujung kerudungnya, menahan getar gundah, antara rasa takut dan bahagia. Takut akan nasibnya kedepan, dan

