Pagi Yang Dingin

1131 Kata

Cahaya matahari pagi menembus tirai kamar, menyingkap sisa kekacauan malam yang tak sepenuhnya bisa diingat dengan jelas. Udara masih membawa aroma mawar dan wangi vanila yang pekat — aroma yang kini membuat Dominick muak. "Akhh! Kepalaku..." rintihnya ketika dia membuka mata perlahan, kepala terasa berat, seperti habis menenggak terlalu banyak minuman keras. Napasnya memburu. Tampak Pakaiannya berserak kusut tergeletak di lantai. Pemandangan itu membuat dadanya terasa sesak dan kobaran amarah seketika memenuhi ubun-ubunnya. Sekelebat ingatan menyeruak, gelas minuman di tangan, panas yang menjalar di tubuhnya, detak jantung yang tak terkendali, dan wajah Sherina yang ketakutan di bawah cahaya lampu remang membuat amarahnya kian membara. Tangannya mengepal. Rahangnya mengeras. "Sial..."

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN