Tak Bisa Lari

1704 Kata

Kikan mencium kening putrinya yang akhirnya tidur, setelah sempat main dengan si kembar. Anak-anak Lea dan Hamish sudah bisa jalan, menyambut baik Felora. Ia merapikan bagian poni rambutnya, menaikkan selimut. Menghirup rakus aroma menenangkan Felora, sesuatu yang selalu ia butuhkan saat sedang gelisah. "Felora, tetap di sini... Bunda dan Ayah akan pergi ke rumah orang tua Ayah, Felo... Bunda takut sekali," bisiknya, cerita pada sang putri saat sedang terlelap biasa Kikan lakukan untuk mencurahkan perasaan di banding ia pendam sendiri. Kikan meraih tangan Felora, "kita... Felo, Bunda dan Ayah pasti akan baik-baik saja." harapan Kikan, doanya. Kikan menarik napas lebih dalam lagi, mengusap wajah putrinya. Lalu ia mendengar pintu di ketuk, tak lama di buka. Ternyata Lea. “Kikan,” Le

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN