Jenita menatap ke arah dinding dengan pandangan kosong. Dia tidak berani menatap kedua orang tua dan kedua adiknya. Jenita benar-benar malu karena sudah bertengkar dengan orang tuanya hanya demi bisa bersama kekasihnya. Seharusnya Jenita mendengar ucapan Papanya jika Beno bukan laki-laki baik. Tapi karena Cinta dia mengabaikan semuanya. Jenita mengingat semuanya saat beberapa menit dia sudah sadar. Saat itu Jenita di kabari oleh Beno untuk datang ke Hotel DZ. Awalnya Jenita menolak karena sudah malam juga. Belum lagi sang Mama yang terus mengirim pesan kapan pulang. Jenita tidak ada pilihan lain, dia memilih berbohong pada Mamanya mengatakan ada Klien mendadak meminta bertemu. Dan Mamanya percaya begitu saja. Sampai di hotel Jenita bertanya dimana ruangan Beno namun tidak ada nama kekasi