Jenggala meneguk kaleng birnya, menatap beberapa orang yang hilir mudik masuk ke dalam perusahaan. Jenggala menatap nama gedung perusahaan itu dengan senyum kecil. "Harusnya perusahaan ini milik Ega kan Dad? Harusnya sekarang Ega yang majuin perusahaan ini. Harusnya Ega yang sekarang gantiin posisi Daddy. Om Juna benar, udah saatnya sekarang Ega ambil alih perusahaan. Maaf, kalau cara Ega salah tapi ...." Jenggala menundukkan kepalanya, meremas kaleng birnya dengan kuat. Ingatannya kembali pada masa dulu. Ibunya yang sibuk dengan kegiatan sosialitanya. Ayahnya yang sibuk bekerja. Dan Jenggala yang di asuh oleh pengasuh. Jika saja dulu Jenggala sudah besar semua nya pasti tidak seperti ini. "Mommy ayo main." Jenggala kecil memegang lengan sang Ibu. "Jenggala main sama Bibi aja yah,