"Maaf kak." Jelita menundukkan kepalanya dengan tangan yang meremas satu sama lain. Setelah kejadian dimana Risti dan Jelita, pemotretan di undur menjadi besok. Harusnya mereka hari ini sudah selesai namun karena adanya perkara yang tidak di duga mereka menambah waktu untuk refreshing. Jemita yang mendengar itu tersenyum, tangannya mengusap kepala Jelita. "Nggak apa-apa. Udah lama banget gua pengen ngelakuin hal itu sama kaya Lo tapi karena gua publik figur otomatis gua harus nahan diri." "Pencitraan banget sih." Dumel Jelita. Jemita menyentil kening Jelita, "Bukan pencitraan, menjadi wanita dewasa itu cukup sulit. Kita harus bisa nahan diri dari rasa marah. Apapun yang terjadi kita harus berpikir secara dingin. Cewek kaya Risti itu emang nggak bisa di bales sama kata-kata, makanya