Kerutan di kening Dewa semakin dalam, raut wajahnya bertambah buruk karena Arsila menolak. "Blokir!" perintah Dewa. "Enggak!" Arsila dengan kekeuh menolak. "Arsila, bukan keputusan kamu untuk menolak." Dewa dengan cekatan memblokir dan menghapus nomor ponsel Afgan cepat, setelah selesai melakukan itu semua, dia mengembalikan ponsel itu pada pemiliknya. Dewa berbalik, hendak melenggang pergi ketika suara Arsila terdengar lagi. "Sebenernya apa masalahnya sama Bapak kalau saya punya temen atau enggak? Mau saya punya temen cewe, cowok, atau waria sekalipun, itu enggak ada hubungannya sama Bapak!" Arsila terengah-engah ketika dia mengatakan itu. Tampaknya serangkaian kalimat yang baru dia ucapkan menguras habis energinya. "Saya sudah melakukan tugas saya sebaik mungkin, melayani Bapak, men