Bab 47. Bahagia

1008 Kata

Ketika Arsila bangun keesokan harinya, seluruh tubuhnya terasa sakit. Tenggorokannya juga kering, Arsila ingat bagaimana Dewa membuatnya banyak mengeluarkan suara semalam. Arsila menoleh ke bagian lain sisi tempat tidur, sudah tidak terlihat keberadaan Dewa di sana. Ketika Arsila hendak bangkit dari tidurnya, Dewa muncul dari balkon, pria itu tampaknya baru saja menyelesaikan panggilan telepon. "Baru jam lima, kamu tidur lagi!" titah Dewa pada Arsila. "Haus," ujar Arsila dengan suara serak. Dewa berjalan ke arah nakas, menuangkan segelas air yang memang sengaja di sediakan di sana. Dia membawa segelas air itu menghampiri Arsila. "Minum pelan-pelan." Dewa mengingatkan ketika melihat Arsila yang minum segelas air hanya dnegan tiga kali tegukan. Arsila mengangguk, namun kemudian dia tam

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN