Ada kalanya Arsila merasa bahwa dia tidak boleh seperti ini, membiayai pengobatan ibunya dengan uang yang bisa di bilang dia hasilkan dengan cara yang haram. Beberapa kali ada rasa ingin berhenti dalam diri Arsila, namun ketika mengingat lagi keadaan ibunya jika tidak melakukan pengobatan, Arsila buru-buru menghapus semua pemikiran itu. Satu-satunya penghiburnya adalah keberadaan Darren. Anak kecil yang lucu dan bisa membuat siapa pun menyukainya. "Arsila?" Sebuah suara tiba-tiba membangunkan Arsila dari lamunannya. Dia menoleh, melihat seorang pria dengan pakaian santai berdiri di belakangnya. "Mas Afgan?" Afgan tersenyum, duduk di samping kursi taman yang Arsila duduki. Ya, Arsila berada di taman dari satu jam lalu. Dia butuh suasana yang menyegarkan untuk melupakan permasalahannya