Arsen menatap pada tuxedo yang dikenakan olehnya. Ia terpaks untuk melakukan fitting baju pengantin. Kalau saja dia tidak memikirkan bagaimana rusaknya acara pernikahan yang dimimpikan oleh Anna, maka dirinya tidak akan di sini. Dia tidak akan mau mengikuti segala hal yang begitu merepotkan sekali untuknya. Melakukan fitting baju dan harus tampil sempurna katanya. Ya, memang harus tampil sempurna untuk menyaksikan tangisan dari Anna. Yang membuat hatinya terasa senang. Arsen menjilat bibirnya melihat penampilannya sekarang. “Namira sayang, aku tidak pernah bisa bersama orang yang jahat padamu, baby. Aku akan menghancurkan mereka perlahan. Sebelum mereka sadar ada dimana dirimu berada sayang.” Ucapnya bergumam, namun tatapannya semakin datar ketika pintu ruang ganti dibuka. Arsen mena