Farzana tersadar seketika dan akhirnya dia berhasil menguasai diri. “Bapak bisa aja, tapi selain saya takut membuat kegaduhan di kampus dan banyak yang membenci saya karena saya di anterin dosen idolanya mereka. Saya juga sudah minta tolong orang untuk jemput saya pak…” “Ahh! Kamu bisa saja. Siapa juga yang idolain saya. Wong saya bukan artis…” tatapan pak dosen tak beralih sedetikpun menatap Farzana. “Kamu tuh yang banyak penggemar di kams. Denger-denger ketua kelas aja katanya suka sama kamu, cuma kamu cuekin…” Seketika Farzana mendongakkan kepalanya karena terkejut. “Dih! Gosip darimana pula itu, Pak. Kok bisa-bisanya bapak bilang banyak yang naksir saya?” Tawa Farzana menggelegar entah mengapa dia merasa senang mendengar sang dosen mencari tahu tentangnya. “Pitnah dajjal tuh pak, yan

