Perdebatan

1841 Kata

“Rossii….” Teriak Farzana berlari memeluk sahabatnya yang baru menuruni mobil hitam dengan koper di tangannya. “Nanaaa….” Peluk Rossi dengan erat dengan terisak. “Maafin aku, Na. Aku udah jahatin kamu, maafin aku…aku iri melihatmu bahagia dan bebas bergandengan tangan dan bermesra-mesraan dengan orang yang kamu cintai. Aku khilaf, Na…” “Sudah-sudah, jangan bahas itu. Yang lalu kita biarkan saja berlalu. Sekarang kita harus membuka lembaran baru dengan suka cita dengan kebahagiaan dan dengan sejuta harapan…” Farzana mencolek hidung sahabatnya sembari tertawa. Dan Rosi juga ikut tertawa karenanya. “Pak, tolong bawa barang Rosi ke kamar atas…” perintah Farzana menoleh kearah penjaga rumah mereka. “Siap, Neng…” jawab sang penjaga rumah yang memang di minta Nana di rumah itu tidak ada pan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN