Demian terus melangkah dengan wajah sumringah ke dalam rumah, dan terus menuju taman belakang, karena dia tau jika sang nenek paling doyan berada di taman belakang. “Halo, Nek…” sapa Demian yang mengunjungi rumah sang nenek. Wanita tua itu menoleh dan senyum bahagia terlukis di wajah keriputnya. “Cucu nenek cepet banget datangnya, Nenek kira karena kamu sudah menikah bakalan lupa sama nenek…” keluh sang nenek merasa sedih. “Yaelahhh..si tua keriput ini ternyata lagi cemburu, ya? Hmm…biarpun udah tua dan keriput maksimal, nenek adalah wanita yang akan Demian prioritaskan…” Sang nenek tertawa terkekeh mendengar gombalan khas sang cucu. “Kamu selalu saja, sudah jatuhin nenek abis itu angkat lagi…” peluk sang nenek lalu menoleh kearah Farzana. “Istri kamu nanti cemburu…” bisiknya lalu dia

