Petuah Berharga

1916 Kata

Farzana dan Rosi terlihat duduk di bawah pohon tak jauh dari parkiran mobil om Izzam. Karena Rossi bermaksud mau memergoki sang paman. Mereka menikmati jajanan yang mereka beli dari kantin. “Siapa nih yang mau ngomong duluan?” Tanya Nana dengan senyum rahasia. “Aku dulu deh…” Rossi menarik nafasnya panjang. Lalu dia menoleh kearah sang sahabat. “Na, apa yang kamu lihat di rumah sakit kemarin itu adalah fakta. Dan aku sengaja menutupi dari kamu, karena aku merasa malu pada diriku sendiri. Telah menjadi pelakor dalam rumah tangga om dan tanteku….” Rosianna tertunduk malu. “Kalau setelah mengetahui kenyataan ini trus kamu memilih menjauh dariku, aku ikhlas, Na. Aku gak bisa memaksamu untuk suka padahal kamu jijik melihatku karena aku adalah pelakor…” Farzana membelai tangan Rosi dan mengg

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN