Mi merasa sedikit tenang setelah mendengar tentang kemungkinan kalau Eki menggunakan obat perangsang untuk menjebaknya. Tapi bukan berarti Mi tidak lagi merasakan rasa bersalah lagi. Mi memang remaja yang polos soal begituan tapi dia kan bukan cowok yang bloon. Dia kembali mengingat-ingat semua kelakuan bejatnya dan dia bisa menyimpulkan kalau selama ini, mungkin hanya dua kali dia terkena pengaruh obat itu. Selebihnya? Mi tak bisa menghapus rasa bersalahnya karena hal itu. Dua kali dengan Ita. Dan entah berapa kali dengan Eki. Semuanya tanpa pengaruh obat dan Mi tahu itu. Karena dia melakukannya dengan keinginan sendiri meskipun logikanya berteriak-teriak tanpa henti. Mi menarik napas dalam-dalam. "Makasih ya Dek, Mas merasa sedikit lega," kata Mi sambil tersenyum ke arah Tsania. "