Mi terdiam dan termangu di kamarnya pagi ini. Dari semalam dia tak bisa tidur dan memikirkan kebejatan yang sudah dia lakukan ke Tante Ita tadi malam. Menyesal? Iya. Tapi bukan Mi yang memintanya. Mi tak pernah menginginkannya. Sedari kecil dia diajarkan untuk menjadi anak yang baik dan taat. Tapi, di tempat ini, Mi sadar kalau ternyata ada juga manusia-manusia yang sama sekali tak pernah risau dengan salah, benar, dan dosa. Kini, Mi merasakan penyesalan yang pertama kalinya telah memilih untuk tinggal bersama Om-nya di kota. "Kalau aku tetap bersama Ibu dan Adek di kampung, aku tak akan mengalami semua ini," gumam Mi pelan. Tapi. Mi kembali sadar kalau dia adalah tumpuan keluarga. Ibu dan adeknya menginginkan dia menjadi seorang yang sukses dan bisa menjadi tulang punggung keluar