Suatu malam, Amaya mendengar bel rumahnya berbunyi. Buru-buru Amaya menghampiri pintu utama. Meninggalkan televisi yang dibiarkan menyala agar suasana rumah tak sunyi. Menampilkan senyum terbaik, Amaya membuka pintu dan menyambut suaminya yang baru saja pulang dari luar kota. Meski guratan lelah jelas terpampang menghiasi wajahnya, senyum tampannya tetap memikat Amaya, membuat Amaya gemas dan mendaratkan sebuah kecupan selamat datang di bibirnya. “Akhirnya Mas Respati pulang juga..” kata Amaya sambil malu-malu karena baru menyadari tingkahnya terlalu agresif. Padahal, Respati kesenangan disambut seperti ini. Berusaha menyembunyikan kegugupannya, meski gagal total, Respati membalas perkataan sang istri, “Y—ya pasti pulanglah, Sayang. Begini-begini, saya selalu ingat istri. Ingat pul