EXTRA PART I

2152 Kata

Suasana pagi di kediaman Respati berbeda dengan kediaman orang kebanyakan. Jika biasanya yang terdengar suara kicau burung yang merdu, maka di sini sedang terdengar tangis kencang yang berasal dari bibir mungil anak laki-laki berusia satu setengah tahun yang memang sedang aktif-aktifnya. “Arya kalau pagi-pagi begini bisa enggak senam pagi aja? Jangan nangis kencang lah, Nak. Kasihan sama burung, suaranya kalah sama suara Arya.” Bukannya memelan, tangis Arya Lesmana—Putra Pertama Respati dan Amaya—justru kian kencang. Hal itu membuat Respati menutup telinganya menggunakan kedua telapak tangannya. Superrr memang suara jagoannya ini! Disela tangisnya, Arya yang belum lancar berbicara itu merengek, “Mmm..ponn..Om, Yah! Pon Om!!” Tubuh mungilnya bergerak ke kanan-kiri, melampiaskan kekesa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN