"Aku mencintaimu." Dua kata yang membuat Elisa begitu bimbang. Tidak, lebih tepatnya merasa ragu untuk melangkah kedepan. Senang, tentu saja Elisa merasa senang. Bagaimana tidak, orang yang selama ini dia suka, dia cintai juga menyatakan jika dia juga mencintainya. Tapi meskipun begitu, semua sudah terlambat, sangat terlambat, karena sekarang adalah hari pernikahan Elisa dengan Vano. Pernikahan yang tidak didasari oleh cinta, pernikahan spontan yang dibuat hanya untuk mempererat hubungan keluarga. Elisa tidak menginginkan ini sungguh, tapi dia bisa apa? Semua sudah diatur dan semua tidak dapat diubah. Ingin Elisa menolak, tapi apa daya, dia tidak ingin mengecewakan keluarga yang telah membesarkannya dengan penuh cinta tanpa pandang dia siapa dan dari mana dia berasal. Jangankan untu