Bencana akibat datangnya Michela pada pesta pernikahan mereka terus berlanjut. Anya masih terus saja mengibarkan bendera perang. Sejak pertengahan pesta sampai berakhirnya perayaan akbar pernikahan mereka, Anya terus menjaga jarak aman. “Baby..” “You Babi!” Kamarudin menghela napasnya dalam. Ia tidak yakin Anya cemburu— alih-alih cemburu, kesal karena tidak bisa menghadirkan sosok mendiang mantan kekasihnya, jauh lebih tepat untuk disebutkan. Bagaimana caranya?! Kalau saja Kamarudin bisa, ia akan menarik jasad dan roh Josephin. Si saudara tiri ipar yang sialnya menyandang gelar mantan kekasih satu-satunya sang istri. “Dia datang bersama kerabat saya, Anya. Mereka sepasang kekasih,” berulang kali Kamarudin menjelaskannya. Ia benar-benar lupa. Seharusnya ia beritakan jika kerabat terde