Kamarudin membantu Anya berjalan menyusuri lorong-lorong bangsal rumah sakit. Terima kasih kepada Mr. Handoyo, selaku opa istrinya. Sakitnya pria itu membuat mereka dapat menggagalkan bulan madu yang tidak terarah ini. Dibandingkan liburan, Anya membutuhkan banyak istirahat. Perut dan beberapa bagian tubuhnya membesar. Berjalan jauh sedikit saja, Anya ngos-ngosan. Bagaimana nanti jika jiwa gila belanjanya memaksa tubuhnya tetap fit demi kantong-kantong brand ternama. Kamarudin tidak bisa membayangkannya. Mereka telah melewati malam-malam panjang yang melelahkan sebelumnya. Tidak ada hal yang paling dibutuhkan keduanya kecuali istirahat. “Pelan-Pelan saja, Anya.. Opa kamu nggak akan kemana-mana.” “Capek Udin. Pengen cepet sampe biar bisa duduk!” Oh, Kamarudin salah terka. Ia pikir Anya