“Kenapa?” Kamarudin baru saja keluar dari kamar mandi ketika melihat istrinya tengah memegang ponsel miliknya. Merasa Anya menatapnya dengan tajam, ia memberanikan diri untuk bertanya. “Ada yang menghubungi saya?” “Michelin— itu nama mantan kamu kan?” “Ya.. Dia menelepon saya?” tanya Kamarudin. Tidak mungkin Anya menanyakan Michelin jika perempuan itu tidak melihat nama kontak yang muncul pada layar ponselnya. “Kirim chat.. Sorry aku kepo, makanya aku buka.” Aku Anya, berterus terang. Mantan kekasih suaminya tadi sempat menelepon memang. Karena ia terlalu lama berpikir, perempuan itu akhirnya memutus sambungannya, lalu mengirim pesan singkat. “It’s okay. Kamu istri saya. Saya tidak berniat membentangkan jarak dengan membatasi hak dan ruang gerak kamu.” Anya berhak membuka ponselnya.