Gia menggeliat malas saat mendengar bel pintu apartemennya berbunyi, bunyinya tak hanya sekali atau dua kali tapi berkali kali, Gia menutup telinganya dengan bantal namun suara bel semakin terdengar berisik. Masih dengan rasa kantuk, Gia beranjak dari ranjangnya, dilihatnya jam masih menunjukkan jam 12 malam, ia heran siapa yang tengah malam begini datang ke apartemennya. Ia melangkah perlahan keluar dari kamar dan menuju pintu apartemen dan membuka pintu perlahan. "Gia..." Anggika menghambur ke pelukan Gia dan menangis. "Mbak Anggika? mbak Anggika kenapa?" Gia terkejut dengan kedatangan Anggika tengah malam begini di apartemennya. Anggika tak menjawab dan masih menangis tersedu-sedu, Gia membawa Anggika duduk di sofa, ia kemudian menuju ke dapur untuk membuat teh agar Anggika lebih ten