Gia POV Pak Arsya menarik tanganku menuju sebuah kedai tak jauh dari gerai pakaian dimana kami mengganti pakaian kami yang basah. Ia memesan teh panas dan kopi, teh panas ia berikan padaku sedangkan kopi untuk dirinya. Aku meneguk teh panas manis itu, kehangatannya menjalar ke seluruh tubuhku membuat rasa dingin yang aku rasakan sedikit berkurang. Aku melirik pak Arsya yang sedang menikmati kopi hitam pesanannya. Aku jadi merasa kikuk saat mengingat ciumannya padaku tadi saat di tepi pantai. Kenapa aku bisa terlena dan diam saja saat dia menciumku, aku merutuki diriku yang mulai jatuh pada pesonanya, seharusnya aku mendorong tubuhnya tadi namun aku malah terasa lemas dan tak bertenaga. Aku tahu dia playboy dan memiliki banyak teman wanita, dan tak mungkin ia menganggap serius ciumannya