Setelah tiga hari berada di ruangan ICU dengan keadaan sadar Arhan dipindahkan ke ruangan biasa. Pria itu juga sudah mulai bisa diajak bicara walaupun masih lambat. Melihat keadaan Arhan yang lemah membuat Zahra sungguh merasa gelisah. “Mas,” panggil Zahra pelan membuat Arhan menoleh. “Iya?” jawab Arhan. “Kamu belum banyak bicara, masih kenal sama aku, kan?” tanya Zahra memastikan. “Temannya Meisya, kan?” tanya Arhan pelan membuat Zahra mengepal tangannya dan jantungnya berdetak dengan sangat cepat. “Selain itu aku siapa Mas?” tanya Zahra lagi. Kedua orangtua Arhan ada di sana bersama dengan Vania juga. Mereka juga ikut mendengar jawaban Arhan itu. “Emang kamu siapa?” tanya Arhan balik. “Kamu nggak ingat aku Mas?” “Ingat Zahra, kan?” Zahra menganggukkan kepalanya mengiyakan. “Kam