“Zahra,” panggil Arhan pelan. Zahra langsung saja mendongakkan kepalanya dan menatap Arhan, pria itu kembali menggenggam tangan Zahra. “Kenapa Mas? Kamu butuh sesuatu?” tanya Zahra dan Arhan menggelengkan kepalanya. “Ada apa? Kamu menyembunyikan sesuatu?” tanya Arhan dan Zahra menghela napasnya panjang. “Nggak ada Mas,” jawab Zahra cepat. “Kalau memang nggak ada apa-apa kenapa kamu nangis waktu Papa datang? Aku paham pasti sesuatu terjadi sama aku iya, kan? Kamu nggak akan seperti itu, kamu aneh sejak bertemu dengan dokter. Kamu bisa jujur sama aku jangan pendam semuanya sendiri. Aku nggak masalah kalau kamu bilang semuanya walaupun itu hal yang terburuk sekalipun. Apa keadaan ku tak baik-baik saja? Apa keadaan ku parah sampai kamu seperti itu?” tanya Arhan lagi. “Enggak, semuanya bai