128. Perjuangan Zahra

1715 Kata

“Ma,” panggil Zahra sambil merintih. “Bunda,” pangil Zahra lebih keras lagi karena tidak dengar. “Ma,” rintih Zahra sambil berjalan keluar dari kamar. “Iya sayang! Kamu kenapa?” tanya Vania sambil berlari menghampiri Zahra. Vania dan Lydia memang berada di rumah Zahra. Mereka memilih menginap di rumah Zahra agar menemani Zahra yang sebentar lagi akan melahirkan. Hal itu dilakukan supaya Arhan bisa lega bekerja. Jika tidak, Arhan tidak bisa bebas bekerja kalau tidak ada keluarga yang menemani Zahra. Arhan takut sesuatu terjadi pada Zahra walaupun ada orang lain ada di rumah mereka. Namun Arhan lebih percaya dengan keluarga yang bisa menemani Zahra. “Bun, kayaknya ketuban aku udah pecah,” kata Zahra meringis sambil melihat keadaan kakinya yang basah. “Perutku juga udah terasa sakit Bun,” r

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN