Daddy 16: Penderitaan Ghani

1318 Kata

“Sapta, belikan aku burger atau kebab untuk makan siangku,” perintah Ghani pada asistennya. “Baik, Tuan,” jawab Sapta. Sapta sebenarnya sedikit bingung dengan tingkah bosnya. Sudah beberapa hari ini dia ingin dibelikan burger atau kebab. Terkadang dia menginginkan pizza. Yang penting bukan nasi. Pernah suatu ketika klien potensial meminta bertemu dengan mereka di sebuah restoran. Hadir sebagai tamu, mereka pun dijamu dengan berbagai menu. Semerbak wangi masakan benar-benar menggugah selera. Tapi entah kenapa, Ghani justru sering membuang muka. Dia juga terlalu sering mengusap hidungnya. Dan saat semua perjanjian sudah disepakati dan waktu makan siang tiba, Ghani tidak bisa menyembunyikannya. Wajahnya berubah pucat. Dan dia terlihat sangat tidak nyaman. Hingga akhirnya dia terburu-buru

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN