Semua berkas dan catatan yang dibutuhkan Sandra sudah berada di tangannya tapi tetap saja dia tidak bisa memecahkan masalah yang terjadi. Kepalanya semakin pening. Tangannya memijit pelipisnya. “Erik, ambilkan coklat untukku!” Sandra menghubungi Erik melalui interkom. Lima menit kemudian, seorang OB masuk ke ruangan Sandra a secangkir coklat hangat dan camilan. Selepas OB itu pergi, Erik tergopoh-gopoh masuk ke ruangan Sandra. “Sepertinya Nyonya harus melihat ini.” Erik memperlihatkan sebuah berkas. Sandra pun mengambilnya dan membacanya dengan seksama. “Pelajari lebih lanjut. Sewa orang untuk menyelidikinya!” Mata Sandra sudah penuh dengan amarah. “Baik, Nyonya.” Erik menunduk hormat. “Satu lagi! Jangan sampai ada orang lain yang tahu. Semua masih abu-abu. Kita tidak boleh gegabah.