Sandra gegas berjalan menuju ruangannya. Dengan tidak sabar, langkahnya mengentak menimbulkan suara yang cukup keras. Dia tidak memedulikan siapa pun dan apa pun yang dilewatinya. Dia hanya fokus untuk mencegah air mata yang berdesakan untuk turun. Erik hanya mengekor di belakang Sandra. Dia tidak tahu nyonya bosnya ini melangkah ke mana. Saat kaki Sandra melangkah memasuki ruangannya, Erik sedikit bernafas lega. Setidaknya dia tidak berjalan jauh. Erik pun membuntuti Sandra. Dan betapa kagetnya dia saat Sandra tiba-tiba menutup pintu ruangannya tepat di depan hidung Erik. Untung saja tidak kena. Masih selamat satu langkah. “Gusti Allah! Selamet! Selamet!” Erik mengelus dadanya karena terkejut. Dia sempat berdiri agak lama di depan pintu itu. Berjaga-jaga barangkali Sandra ingat kalau di