Leana mencengkeram selimut yang menutupi tubuhnya dengan erat. Se-niat apapun ia menggoda Daniel nyatanya ia masih perempuan yang mempunyai hati rapuh. Kata-kata Daniel yang mengatakan tidak akan terpengaruh meski ia tak berpakaian menyakiti hatinya sebagai seorang perempuan dan seorang istri. Ingin rasanya ia berteriak di dekat telinga Daniel jika dirinya belum pernah tersentuh dan suaminya itu tidak perlu merasa jijik. Tapi Leana takut di tertawakan, dan malas menjawab pertanyaan yang akan membahas pernikahannya dulu. Biarlah Daniel puas dengan rasa jijik pada tubuhnya. Dan Leana tidak boleh menyerah, ia tetap akan melancarkan aksinya menggoda kesombongan Daniel. "Niel?" Panggil Leana setelah ia bisa sedikit menghilangkan rasa sedihnya. "Tidur, Na." "Gue belum ngantuk." "Kalau belu

