”Mas. Kita mau nyususn baju tapi?” “Baju dan lainnya bisa aku beli di sana. Yang tidak ada di sana hanyalah kamu. Untuk iitu, aku harus puas-puasin diri dulu menikmati istriku yang super legit ini…” bisiknya dengan mecolek hidung sang istri dengan sorot mata manja. ”Kamuu…ihh…” Seiring kalimatnya, mereka bergumul panas seperti biasa di atas ranjang, bahkan sempat-sempatnya mereka mengambil untuk dua rounde. Setelah terkapar lemas, barulah, Raksa dengan susah payah untuk bangkit. Dia malas sekali untuk meninggalkan sang istri. Tapi, di tempat yang jauh, ada yang membutuhkan dirinya. Sehingga dirina juga tidak bisa egois. Raksa mandi dan bersiap karena jam sudah hampir jam satu siang. Marsha dan sang ibunda terlihat melepaskan kepergian sang putera di lantai atas yang terdapat helip

