11. Andai punya istri

1221 Kata

Eci menatap wajah Kukuh yang terlihat sekali sangat marah. Bibir Eci terbuka, ia ingin berbicara. Namun isyarat dari Kukuh untuk tetap diam langsung membuatnya mengatupkan bibirnya. Kukuh berjalan ke pintu, pria itu mengunci pintunya rapat dan mengantongi kuncinya di saku celana depannya. “Kenapa dikunci?” tanya Eci berteriak. “Kenapa? Memangnya tidak boleh?” tanya Kukuh balik. “Pak, jangan mentang-mentang saya suka bapak lalu bapak berbuat seenaknya sendiri!” ucap Eci menutup bagian dadanya dengan kedua tangannya. “Memangnya saya mau berbuat apa?” “Bapak jangan mes-um ya. Gini gini saya paling menjunjung harga diri, kalau bapak macam-macam awas saja saya habisi langsung bapak di sini,” ujar Eci. Eci ketakutan saat melihat wajah Kukuh tampak marah. Laki-laki itu juga menghimpit tu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN