Adrian memeluk Kinan dari belakang. Menatap indah hamparan pasir putih dan ombak laut yang berkilau, tersorot jingga di sore hari dari jendela kamar hotelnya. Adrian bersyukur, bisa membangun keluarga bersama Kinan dengan sempurna, meski banyak sekali drama yang mengiringinya. Dari Kinan tidak mau disentuhnya, dari masalah Tia, masalah dia yang tidak bisa memiliki keturunan karena ada masalah dengan spermanya, dan masalah tentang Mario, papa dari Andrew. Bahagia. Hanya itu yang Adrian rasakan saat ini. “Saat ini, esok, dan seterusnya. Aku akan bahagia hidup menua denganmu, Kinan. Melihat anak-anak kita tumbuh dewasa dan memiliki pasangan hidup masing-masing, lalu hidup bahagia dengan pasangannya,” gumam Adrian sambil mengeratkan pelukannya pada Kinan, dan mencium tengkuk Kinan. Kinan

