“Minum dulu, Ga. Cuma ini yang bisa gue tawarin. Gue turut prihatin sama masalah lo dan Noa.” Shaga menerima minuman kaleng dari Lino, lalu meneguknya pelan. “Thanks, Bro. Sorry kalau gue telpon lo buat ke sini. Gue lupa naruh kunci di mana, jadi nggak bisa masuk.” “Nggak masalah, gue tahu lo butuh tempat dan teman untuk cerita. Iya, kan?” “Gue ngerasa bersalah karena biarin Noa pergi sendiri. Dia pasti kesulitan sedangkan gue di sini nunggu kabar dia.” Setelah terpaksa bersembunyi selama dua hari di dalam rumah, akhirnya Shaga bisa pergi dan menghindari kejaran para pemburu berita. Entah tempatnya sekarang bisa terendus atau tidak, Shaga tidak berharap banyak. Niatnya pergi ke apartemen, tapi tidak bisa akibat foto yang beredar ternyata memperlihatkan lokasi apartemennya. Sementara i