“Tapi bohong!” lanjutku sembari menjulurkan lidah pada Mas Nino. Pria itu tampak memutar bola matanya dan bergumam, “Dasar, bocil ….” “Heh, aku masih bisa dengar, ya, Mas,” balasku dengan nada datar yang mengintimidasi, meskipun aku tahu nada tersebut nggak memberi dampak apa-apa pada Mas Nino, apalagi membuatnya takut. "Aku lihat, Mas sering banget nge-tip,” lanjutku mengganti topik pembicaraan. "Oh, selama ini ternyata kamu memantau gerak-gerik saya …,” ujar Mas Nino. Ucapan yang baru dilontarkan dari mulut pria itu lantas membuat gelagapan dengan kedua netra yang membola. “Si—siapa bilang? Kepedean kamu, Mas!” balasku cepat setelah mampu menetralisir ekspresi wajahku. Semoga aja Mas Nino nggak sadar, batinku berdoa di dalam hati. “Mengenai tip tadi, saya memang sering melakukann