“Kamu belajar apa, Zi?” Suara yang berasal dari ambang pintu ruang kerja pemilik rumah itu sukses membuat tubuh Kezia tersentak kecil sampai-sampai pulpen yang ada di tangannya terjatuh ke ubin ruang tamu yang terlapis oleh karpet. “Kenapa kamu selalu buat kaget, sih, Mas? Aku jadi curiga, kamu jalan kayaknya nggak napak lantai, ya, sampai-sampai nggak ada suaranya sama sekali,” gerutu Kezia tanpa menjawab pertanyaan Nino sebelumnya. “Iya, saya ‘kan punya jurus terbang,” jawab Nino santai sebelum berjalan mendekat ke arah sofa dan menempati salah satu tempat yang kosong, sementara Kezia masih duduk lesehan di atas karpet dengan meja ruang tamu yang ada di hadapannya. Lembaran kertas penuh tulisan dan coretan serta beberapa buku pelajaran tersebar di seluruh permukaan meja ruang tamu