"Masya Allah cantiknya menantu Mama!" Pujian itu keluar dari bibir Mama mertuaku, tampak kebahagiaan terpancar jelas diwajah beliau saat menangkup pipiku, sorot penuh kasih sayang terlihat di wajah beliau yang lekat dengan vibes adem dan keibuan. Dibelakang beliau, tampak tante Riana dan yang lainnya mengikuti, ada rasa haru yang menyeruak di sela kesedihan yang aku rasakan karena pada akhirnya orangtuaku pun tidak datang, namun kembali kesedihan itu aku tepis melihat betapa keluarga Kak Andika sangat menyayangiku. Semuanya datang kompak, merangkulku sebagai bagian dari keluarga mereka. Mereka menyembuhkan mentalku yang sempat hancur karena ulah pria yang kini menjadi suamiku. Bukan hanya Mama mertua yang pangling dengan hasil riasan MUA pilihan beliau, aku sendiri tidak menyangka jika

