Part 12 Waktu terus berjalan, tak terasa Ramadhan kembali datang. Sakha begitu bersemangat menyambut Ramadhan dengan status barunya sebagai seorang suami. Ia membayangkan saat sahur dan berbuka nanti akan semakin semarak dengan kehadiran Alea sebagai istri. Ia bahkan sudah berbelanja bahan-bahan dapur untuk memudahkan Alea memasak. Jam setengah tiga dini hari Sakha sudah bangun. Ia membangunkan istrinya dengan usapan lembut di pipinya. “Sayang, bangun... Sahur yuk..” Alea mengerjap. Ia mengucek matanya dan membukanya perlahan. Wajah tampan suami terpampang jelas di depan mata. “Bangun sayang, sahur dulu.” Sakha mengulas senyum khasnya yang mencetak lesung pipi. Alea masih mengantuk. Ia hampir memejamkan mata lagi tapi Sakha buru-buru mengusap pipinya. “Ih, kok bobo lagi, sih? A

