Part 32

1928 Kata

Sakha membuka pintu gerbang. Ia masih saja bertanya-tanya, untuk apa Erlan menemuinya dan dari mana ia tahu alamatnya. "Aku ingin bicara," tukas Erlan datar. "Dari mana kamu tahu alamatku?" tanya Sakha dengan dahi berkerut. "Kamu nggak perlu tahu. Aku juga punya teman di Purwokerto dan sosok Sakha itu cukup tenar." Erlan bicara setenang mungkin meski dalam hatinya sudah terangkai kata-kata yang ingin segera ia luapkan. Sakha mempersilakan laki-laki itu untuk duduk. Erlan menolak masuk ke dalam, ia memilih duduk di teras. "Sebenarnya aku harus segera tiba di kampus," ucap Sakha datar. Ia berusaha menyembunyikan rasa tidak sukanya. "Aku nggak akan lama. Aku hanya ingin kita bicara sebagai pria dewasa." Kata-kata Erlan penuh penekanan. Sakha sudah menduga, kedatangan Erlan ada kaitan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN